Jumat, 17 Juli 2015

SAHABAT EFFENDI



SAHABAT EFFENDI
Pijat Tuna Netra Nuansa Fajar Jl. Kahuripan
          Memang terlambat untuk menanyakan sebuah nama kepada seseorang yang selama shalat taraweh sengaja saya berdiri di sebelahnya. Iya, nama beliau adalah Effendi, nama tersebut telah diucapkan sendiri oleh beliau karena berawal dari perkenalan saat itu, nama saya Hasan pun aku ucapkan sembari menolongnya menuju sandalnya di dekat tiang bendera berbalas perkenalan dengan Mas Effendi.
          Kita semua memiliki panca indera yang lengkap sungguh sangat sempurna, akan tetapi berbeda dengan sahabat baruku itu, effendi, pemuda asli Kalimantan yang beristrikan orang padang. Setiap hari shalat taraweh berjama’ah di masjid ahmad yani, meskipun dengan keterbatasan penglihatan. Terkadang saya menangis dalam hati, panca inderaku yang lengkap dan sempurna mungkin sangat didambakan oleh effendi sahabatku, itulah yang membuatku malu ketika mengingat kemaksiatan-kemaksiatan mata yang telah aku lakukan di masa lalu. Malu dan malu banget, sengaja aku amati gerak gerik effendi ketika shalat maupun mendengar ceramah, ya Allah, ampuni dosaku yang terlalu kufur nikmat, aku mencoba shalat dalam keadaan mata tertutup, alangkah susahnya harus shalat tanpa melihat. Effendi sahabatku ini harus seumur hidup tanpa melihat keindahan dunia ini.
          Pelajaran yang sangat berarti ini seharusnya menjadikan aku meningkat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, karena sempurna sekali apa yang diberikan kepadaku, ketegaran justru tampak pada effendi, berdoa sangat khusyuk, serasa tak ada keluhan pun dalam dirinya meskipun panca inderanya berkurang satu. Yang membuat aku terkagum juga adalah ketika hendak keluar masjid, seraya memegang tangan saya minta bantuan keluar masjid, beliau menanyakan kotak amal yang biasanya ada di kanan sebelah pintu masuk, ternyata ia ingin beramal, dan saya tunjukkan kalau kotak amalnya ada di kiri. Subhanallah, beliau amal 50 ribu, nominal yang cukup besar dan harusnya aku malu ketika beramal dengan nominal di bawah itu, effendi mengajarkan kepadaku bahwa tidak ada halangan bagi keterbatasan fisik untuk beribadah, untuk beramal dengan jumlah yang besar. Ia bekerja sebagai pemijat di pusat pijat tuna netra Nuansa Fajar Jl. Kahuripan, atau dekat sekali dengan sekolah tempat aku mengabdi di SDIT Ahmad Yani, dan dengan profesi tersebut ia senantiasa beramal minimal 50 ribu, itulah pelajaran bagi saya bahwa effendi sangat yakin kepada Allah akan keberlangsungan hidupnya meskipun satu inderanya tidak ada yakni mata.
          Ketika hendak pulang, sahabat effendi ini selalu berjalan kea rah kiri yang berlawanan dengan arah menuju tempat tinggalnya. Setelah beberapa hari aku bantu keluar dari masjid, saat itu aku penasaran dengan arah yang diambil oleh sahabat effendi, setelah aku Tanya ternyata beliau pergi ke arah kiri menjuku warung masakan padang untuk membeli lauk pauk istrinya guna dimakan bersama  saat sahur esok harinya, jarak dari masjid ke warung padang sekitar 500 meter an. Akan tetapi dengan menggunakan tongkat, sahabat effendi telah lihai mencari jalan menuju warung padang tersebut maupun kembali menuju tempat tinggalnya. Subhanallah….
          Saya berdoa, semoga Allah memuliakan effendi dan istrinya, karena saya tau betul keikhlasan beliau dalam beribadah, dalam memanjatkan doa ketika selesai shalat, serta ketika beramal. Semoga Allah mengangkat derajat beliau serta  keluarganya tercinta. Semoga saya menjadi terpacu untuk senantiasa berubuat baik dan ghodul bashar atau menjaga pandangan mataku ini supaya tidak senantiasa membiarkannya bermaksiat sekecil apapun, astaghfirullah ampuni dosa dosaku yang telah lalu ya Allah Yang Maha Pengampun .
          Bagi putra-putri peserta didik SDIT Ahmad Yani yang membaca tulisan ini, ajakan yang harus kita ikuti adalah, senantiasa bersyukurlah atas nikmat Allah yang sangat besar dan ketika lahir telah ada sempurna terpasang berpasangan dan pas ukurannya yakni kedua mata kita, pergunakan indera penglihatan tersebut untuk kegiatan yang membuat Allah senang dan bukan membuat Allah murka atau berbuat maksiat. Pesan tersebut juga berlaku bagi saya yang menulis khususnya, serta bagi para pembaca lainnya sekalian.

qasanalbana@yahoo.com, Malang, 15 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar