GURU
DAN PARA ORANG TUA WAJIB BACA
Buku berjudul
a tribute milik jamil az-zaini mungkin saya rekomendasikan bagi teman-teman
guru, para orang tua, serta khususon para wali peserta didik SDIT Ahmad yani
yang sangat saya banggakan.
Nukilan pesan moral serta sesuatu
hal yang saya petik dari beberapa bait pesan kang Jamil adalah berkaitan dengan
dekadensi moral anak bangsa saat ini. dunia global saat ini, mudahnya
mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia dapat sangat cepat tersaji di
rumah kita, baik melalui surat kabar, televise, maupun media sosial lainnya.
berita tentang generasi muda saat ini sering membuat kita mengelus dada dan
sedih. Seorang pelajar SMP meninggal gara-gara ingin menggugurkan
kandungannnya. Ada juga seorang anak berusia 14 tahun dari sekolah berlabel
agama ditemukan bunuh diri, pelajar ini sudah
merencanaka bunuh diri dengan seksama, bahkan sehari sebelum bunuh diri,
anak lelaki yang tinggal bersama neneknya karena orang tuanya bercerai ini
menjalankan puasa. Tentu berita tersebut sangat menyedihkan.
Analisis
minor yang disinggung kang Jamil dalam bukunya kemungkinan yang sering disalahkan
orang adalah banyaknya video porno yang dapat diunduh bebas, ada juga yang
menyalahkan game online dengan berbagai versi, dll. penyebab tersebut mungkin
benar, akan tetapi berperan sangat kecil.
Penyebab
utama yang sebenarnya dalam porsi besar adalah mereka para anak remaja “KEHILANGAN”
Orang Tua. Mereka punya ayah, tetapi ayahnya tidak punya waktu untuk mereka. Mereka
punya ibu, mereka tinggal satu rumah, tetapi seperti tinggal di sebuah hotel,
sibuk di kamar masing-masing. Mereka bersikap seperti orang asing yang tidak
saling kenal. Secara fisik dekat tapi jiwa dan hati mereka jauh. Pesan singkat
yang terselubung adalah marilah kita kembali ke peran dan fungsi keluarga yang
sesungguhnya. Tugas orang tua bukan hanya sebagai mesin ATM bagi anak-anaknya,
orang tua juga bukan subkontraktor yang mendelegasikan pendidikan anak-anak ke
nenek, asisten rumah tangga, dan guru. Mereka adalah darah daging Anda. Mereka adalah
penyelamat Anda di akhirat.
Berhentilah
menjadi orang tua yang egois, sibuk, dan tak punya waktu buat anak-anak. Kesibukan
Anda tidak akan pernah ada habisnya, sehingga luangkan kesibukan Anda untuk
masa depan anak-anak. bagi kita para guru, tentu pesannya adalah jadilah guru sejati yang mampu menjadi orang tua di sekolah bagi para peserta didik. bilamana anak-anak tersebut kehilangan orang tua maka perlu dikomunikasikan serta dicari solusi, dan yang terpenting juga tetap posisikan Anda sebagai wakil orang tua yang baik di sekolah. pesan bagi rekan-rekan guru mungkin adalah, jadilah orang tua kedua yang sungguh-sungguh bagi peserta didik di sekolah, layani mereka dengan penuh kasih sayang sehingga mereka tidak merasakan kehilangan sosok orang tua.
Nukilan
pesan berikutnya dari Kang Jamil yang saya tangkap adalah sebagai berikut:
Langkah tepat telah dilakukan
oleh para wali peserta didik SDIT Ahmad Yani. Langkah apakah itu? Yakni tidak
mengasramakan atau mengirim putra-putrinya ke pondok dibawah usia 12 tahun. Menurut
Kang Farid Poniman yang mendalami ilmu tentang kerja otak manusia bahwa
anak-anak dibawah usia 12 tahun harus dominan gelombang Alpha. Mereka harus
lebih banyak bermain, bergembira, dan belajar dengan cara yang menyenangkan
serta sering mendapat pelukan dari orang tua.sekali lagi ‘jangan sekali-kali
anak-anak dibawah usia 12 tahun dikirim ke asrama atau pesantren sekalilpun”,
begitu pesan kang Poniman. Rekomendasi lain
dari Kang Poniman adalah pilihlah sekolah bagi anak usia dibawah 12 tahun (usia
SD) sekolah-sekolah yang tidak terlalu banyak memberikan PR.
Anak-anak
usia dibawah 12 tahun mudah depresi menghadapi lingkungannya, dan saat itu
terjadi, ia harus mendapat pelukan dari orang tuanya. Hal tersebut sejalan
dengan riset yang dilakukan akademisi University o Bologna Italia yang
menyarannkan kita untuk memberikan pelukan kepada anak yang sedang mengalami
masalah dan depresi. Menurut riset tersebut, pelukan lebih efektif ketimbang
obat antri depresi. Ini terlihat dari fakta bahwa anak-anak yang depresi dan
diberikan obat depresan memiliki kecenderuan untuk kembali depresi. Barangkali dua pesan singkat itu yang dapat
diambil dari nukilan tulisan Kang Jamil Azzaini dalam buku A Tribute. It’s really
recommended bagi para orang tua khususnya dan para teman-teman seperjuangan
saya yakni para guru.
qasanalbana@yahoo.com, Malang, 16 Juli 2015
qasanalbana@yahoo.com, Malang, 16 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar