MOTIVASI DARI KEPALA SEKOLAH (bagian 1)
SDIT AHMAD YANI
IBU MUTINI, S.Pd
Tegas,
rendah hati, bersahaja, berjiwa pendidik, dan senantiasa mau belajar meskipun
di usia yang lebih dari setengah abad. Beliau
mampu menjadi suri tauladan bagi siapapun yang bersamanya, pribadi yang satu
ini memang sangat special, tak terlalu berlebihan bila kami-kami para guru di
SDIT Ahmad Yani menjadikan beliau sebagai panutan. Sosok yang dikenal pandai dalam
membentuk serta membangun karakter para guru-guru serta peserta didik yang
bersamanya ini, telah memiliki pengalaman melimpah berkenaan dengan
kepemimpinan, khususnya dalam memimpin sebuah lembaga sekolah dasar.
Sebelumnya
saya mohon ijin untuk memperkenalkan sosok panutan kami di Lembaga Sekolah yang
hebat yakni di SDIT Ahmad Yani. Beliau adalah Ibu Mutini, S.Pd. mendengar nama
tersebut, para insan pendidikan yang ada di kota Malang tentu tidak asing lagi
dengan pribadi yang penuh prestasi tersebut. di usianya yang telah purna tugas,
Allah berkehendak untuk memberikan ‘bonus’ pengabdian kepada beliau untuk sekali
lagi menahkodai sebuah lembaga yang sangat potensial untuk go great yakni SDIT Ahmad
Yani.
Dalam
tulisan ini, yang hendak saya sampaikan berkenaan dengan sosok beliau adalah:
1) tentang pesan moral serta motivasi-motivasi beliau yang diberikan setiap
minggunya kepada rekan-rekan guru di sela-sela rapat evaluasi setiap hari
sabtu. 2) profil singkat tentang ibunda tercinta Mutini, S.Pd. 3) jaminan mutu SDIT Ahmad Yani.
Berikut
petikan motivasi dari ibunda:
Guru itu perlu memiliki sikap dan
sifat berikut:
'Mulus ing saliro, alus ing wicoro,
jatmiko ing polah, & anteb ing pambudi'.
Mulus
ing saliro, Penampilan diupayakan senantiasa bersih, rapi, dan bersahaja. Dari
situ akan menampakkan pribadi guru yang tidak hanya ‘mulus’ pakaiannya setelah
disetrika, orang yang senantiasa melihatnya pun akan senang mendapati guru yang
berpenampilan sederhana tetapi elok dilihat.
Alus
ing wicoro, sebenarnya konsep kedua ini juga pakem yang harus dimiliki
guru. Dalam bertutur kata yang menunjukkan akhlaq yang mulia dari seorang guru,
barang tentu berangkat dari situ para peserta didik yang berinteraksi dengan
guru semacam ini akan meniru dan berakhlaq mulia, karena ada efek ‘nulari’ orang yang diajak berbicara.
Jatmiko
ing polah, akumulasi dari penampilan yang ‘mulus’ serta adab berbicara yang
santun/ alus ing wicoro akan Nampak pada tingkah laku guru, guru yang
benar-benar guru akan senantiasa berperilaku layaknya guru, seluruh tingkah
lakunya akandi dipikirkan terlebih dahulu apakah pantas atau tidak dilakukan,
sehingga detak jantung guru pun akan senantiasa berbunyi ‘guru’ digugu lan
ditiru.
Anteb
ing Pambudi, guru tidak akan setengah-setengah dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga pilihan menjadi guru adalah utuh serta mantab. Ketika benar-benar
mantap menjadi guru maka apapun yang terjadi semua akan diniatkan untuk
beribadah dan mermisi memajukan lembaga yang dinaunginya serta membantu peserta
didik mencapai kompetensinya secara total.
to be continued.......
qasanalbana@yahoo.com
malang, 18 juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar