ANAKKU SHALEH DI BIDANGNYA
Berhenti sejenak
sambil menggaruk kepala mendengar jawaban tersebut. kata ‘shaleh’ yang melekat
di benak para orang tua terfokus pada sosok ustadz. Pertayaannya adalah kalau
begitu shaleh hanya terkapling pada sosok ustadz, kalau begitu, tidak ada
polisi shaleh? Tentara shaleh? Wali kota shaleh? Anggota DPR shaleh? dokter shaleh?.
Kata ‘shaleh’
sebenarnya berarti ‘sesuai’ atau ‘benar’. Maksudnya adalah nantinya ketika
seorang anak telah dewasa, dan jadi apapun, doa yang dipanjatkan supaya anaknya
menjadi shaleh adalah si anak bekerja di pos nya masing-masing ‘sesuai’ dengan
norma agama, ‘sesuai’ dengan yang disukai oleh Allah Swt, sehingga bila
mendapati polisi yang melakukan tugasnya dengan baik, polisi yang menegakkan hukum
tanpa terpengaruh uang sogokan, terlebih lagi polisi tersebut ibadah kepada
Allah juga istiqomah, maka polisi tersebut adalah sosok yang shaleh, sehingga
hal tersebut dapat meruntuhkan anggapan para orang tua bahwa pribadi yang
shaleh tidak harus seperti ustadz, pribadi yang shaleh adalah yang melakukan
segala pekerjaan di bidangnya ‘sesuai’ dengan aturan serta perintah Allah Swt.
Ketika pemahaman
kita tentang ‘shaleh’ sudah benar, maka, mari dimulai dari sekarang dengan
segenap kemampuan mendukung putra-putri kita untuk menjadi pribadi yang shaleh
di masa depan kelak. Bangsa dan Negara Indonesia akan semakin maju bila dihuni
oleh pribadi-pribadi yang shaleh di bidangnya masing-masing. Wallahua’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar