Rabu, 21 Oktober 2015

SEKOLAH RAMAH ANAK ATAU RAMAH SETAN ?



Sekolah ramah anak dan ramah setan
               
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, dari ujung timur kota sabang hingga barat pulau We, semuanya memiliki aneka ragam kebudayaan. Bangsa ini dikenal akan keramahan penduduknya, setiap wisatawan asing akan merasakan betapa ramahnya sambutan penduduk asli negara ini karena memang budaya leluhur bangsa ini sangat mengedepankan tata krama baik terhadap penduduk asli maupun pendatang.
                Sifat dasar dari penduduk bangsa ini adalah ramah meskipun banyak diberitakan di surat kabar tentang kekerasan namun itu semua hanya sebagian saja dari keseluruhan penduduk Indonesia bahkan dalam  pendidikan pun Pemerintah negeri ini menggalakkan sekolah ramah anak, dimana semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dilakukan dengan seramah mungkin terhadap siswa dan harapannya mampu mencetak generasi penerus bangsa yang ramah.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, ramah dapat diartikan sebuah sikap seseorang terhadap pihak lain dengan berlaku sebaik mungkin.Untuk memupuk sikap ramah masyarakat negeri ini sangatlah cocok bila ada sekolah ramah anak tersebut. Namun sayang keramahan tersebut hanya di pupuk dilingkungan sekolah saja, padahal sifat ramah harus diterapkan 24 jam sehari.
                Konsep pendidikan ramah anak yang digagas oleh pemerintah perlu dukungan dari pihak keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat dimana anak tinggal karena secara holistik pendidikan ramah anak tidak hanya bersumber dan berlaku di sekolah saja, 5 -6  jam disekolah belum cukup untuk menjadikan anak memiliki sikap ramah, baik ramah pada orang lain maupun ramah pada dirinya sendiri. Sisa 10 jam dipotong  waktu tidur lebih banyak dihabiskan di luar sekolah, waktu dimana bila kita taruhan tentu akan kalah karena 2:1, sehingga peluang untuk menjadikan anak ramah tergantung dari peran diluar sekolah dalam 10 jam tersebut.
                Pendidikan sosial masyarakat meskipun masuk dalam 10 % bagian sisa waktu anak diluar sekolah memiliki peran penting, zaman sekarang banyak sekali anak yang belajar diluar sekolah dalam arti mengambil pelajaran dari segala sesuatu yang mereka lihat, alami, sehingga meniru. Banyak sekali yang mereka tiru malahan berkebalikan dengan pendidikan yang diterapkan disekolah yakni pendidikan ramah “setan”. Mereka lebih ramah kepada anjuran-anjuran dan ajakan setan, berpakaian, bergaya, berbicara, semua seperti yang diajarkan setan, pendidikan ramah setan itu sendiri yakni semua kebalikan dari pendidikan yang disampaikan pada pendidikan ramah anak , berkata, bersikap, bergaya, semua tidak gaul bila tidak sesuai hukum setan. Bila mereka mengikuti aturan setan seperti berpakaian tapi telanjang yakni pakaian mini, berkata pada orang yang lebih tua tidak sopan, bahkan dalam skala kecil yakni kencing tidak di siram, setan akan tersenyum karena aturan mereka telah diikuti muridnya.
                Semakin canggih dan semakin mudah kehidupan ini maka semakin mudah ditiru pula aturan-aturan setan tersebut, setan mengajarakan supaya tidak perlu menjadi ramah bahkan ramah pada diri sendiri tidak dianjurkan, ramah pada diri sendiri dengan cara memperlakukan tubuh ini dengan hal-hal yang baik dibalik menjadi merusak diri sendiri dengan terjerumus pada hal yang negatif.
                Solusi dari itu semua yakni membatasi anak kita dari bersekkolah ramah setan, yakni lebih menguatkan nilai-nilai keagamaan pada anak kita dengan cara lebih intensif mengntrol anak kita dari pendidikan-pendidikan setan yang telah banyak sekali membuka cabang di negara ini baik itu melalui media TV, internet, maupun live show yang mereka lihat dilingkungan mereka sehingga harapan menjadikan anak kita ramah akan dapat tercapai dan negeri ini pun tidak akan kehilangan jati diri sebagai negara yang ramah kepada siapapun dan juga ramah pada diri sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar