Sekolah
ramah anak dan ramah setan
Sifat dasar dari penduduk bangsa
ini adalah ramah meskipun banyak diberitakan di surat kabar tentang kekerasan
namun itu semua hanya sebagian saja dari keseluruhan penduduk Indonesia bahkan
dalam pendidikan pun Pemerintah negeri
ini menggalakkan sekolah ramah anak, dimana semua kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dilakukan dengan seramah mungkin terhadap siswa dan
harapannya mampu mencetak generasi penerus bangsa yang ramah.
Menurut
kamus besar bahasa indonesia, ramah dapat diartikan sebuah sikap seseorang
terhadap pihak lain dengan berlaku sebaik mungkin.Untuk memupuk sikap ramah
masyarakat negeri ini sangatlah cocok bila ada sekolah ramah anak tersebut.
Namun sayang keramahan tersebut hanya di pupuk dilingkungan sekolah saja,
padahal sifat ramah harus diterapkan 24 jam sehari.
Konsep pendidikan ramah anak
yang digagas oleh pemerintah perlu dukungan dari pihak keluarga, sekolah,
pemerintah, dan masyarakat dimana anak tinggal karena secara holistik
pendidikan ramah anak tidak hanya bersumber dan berlaku di sekolah saja, 5 -6 jam disekolah belum cukup untuk menjadikan
anak memiliki sikap ramah, baik ramah pada orang lain maupun ramah pada dirinya
sendiri. Sisa 10 jam dipotong waktu
tidur lebih banyak dihabiskan di luar sekolah, waktu dimana bila kita taruhan
tentu akan kalah karena 2:1, sehingga peluang untuk menjadikan anak ramah
tergantung dari peran diluar sekolah dalam 10 jam tersebut.
Pendidikan sosial masyarakat
meskipun masuk dalam 10 % bagian sisa waktu anak diluar sekolah memiliki peran
penting, zaman sekarang banyak sekali anak yang belajar diluar sekolah dalam
arti mengambil pelajaran dari segala sesuatu yang mereka lihat, alami, sehingga
meniru. Banyak sekali yang mereka tiru malahan berkebalikan dengan pendidikan
yang diterapkan disekolah yakni pendidikan ramah “setan”. Mereka lebih ramah
kepada anjuran-anjuran dan ajakan setan, berpakaian, bergaya, berbicara, semua
seperti yang diajarkan setan, pendidikan
ramah setan itu sendiri yakni semua kebalikan dari pendidikan yang disampaikan
pada pendidikan ramah anak , berkata, bersikap, bergaya, semua tidak gaul bila
tidak sesuai hukum setan. Bila mereka mengikuti aturan setan seperti berpakaian
tapi telanjang yakni pakaian mini, berkata pada orang yang lebih tua tidak
sopan, bahkan dalam skala kecil yakni kencing tidak di siram, setan akan
tersenyum karena aturan mereka telah diikuti muridnya.
Semakin canggih dan semakin
mudah kehidupan ini maka semakin mudah ditiru pula aturan-aturan setan
tersebut, setan mengajarakan supaya tidak perlu menjadi ramah bahkan ramah pada
diri sendiri tidak dianjurkan, ramah pada diri sendiri dengan cara
memperlakukan tubuh ini dengan hal-hal yang baik dibalik menjadi merusak diri
sendiri dengan terjerumus pada hal yang negatif.
Solusi dari itu semua yakni
membatasi anak kita dari bersekkolah ramah setan, yakni lebih menguatkan
nilai-nilai keagamaan pada anak kita dengan cara lebih intensif mengntrol anak
kita dari pendidikan-pendidikan setan yang telah banyak sekali membuka cabang
di negara ini baik itu melalui media TV, internet, maupun live show yang mereka lihat dilingkungan mereka sehingga harapan
menjadikan anak kita ramah akan dapat tercapai dan negeri ini pun tidak akan
kehilangan jati diri sebagai negara yang ramah kepada siapapun dan juga ramah
pada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar