Selasa, 15 Desember 2015

ADAKAH DENDAM POSITIF ?




DENDAM POSITIF
Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak di depannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan. “Hei, kamu tidak boleh minu air ini. Kamu Cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur.” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut. Remaja itu akhirnya hanya terdia menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Qur’an, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajemen Amerika.
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya,”Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untukku? Apakah karena aku pekerjaan rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur, aku bisa inum air ini? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?”. Pertanyaan ini selalu terngiang-ngiang dalam dirinya. Dan kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “Dendam Positif”.
Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras di siang hari dan melanjutkan sekolah di malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya karena sering mengantuk dalam kelas. Buah kerja kerasnhya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan kepadanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master di bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia sudah menaklukkan dendamnya. Ia kembali ke perusahaannya sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja? Tidak, karirnya malah melesat terus. Dan karena ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketertinggalan, dalam karirnya ia malah menyusul orang-orang lain yang ada di perusahaan itu.
Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur. Sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang Arab lokal saat itu.
Dan ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.
Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata,”Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu.”
Apa jawab sang wakil gubernur mantap pekerja rendahan ini?. “Ah, sudahlah. Aku justru ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku yang paling dalam karena aku benci padamu. Tapi, dengan izin Allah,sebenarnya justru kamulah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.”
Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan. Lalu apakah ceritanya sampai disini? Tidak, bahkan akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukah Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahan itu adalah ARAMCO (Arabian American Oil Company). Sebuah perusahaan minyak terbesar di dunia. Di tangannya perusahaan ini kini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan.
Kini perusahaan ini menghasilkan 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20x1010m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Dan atas prestasinya ini ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh besar terhadap dunia.
Dan tahukah kalian, kisah siapa ini? Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai 2011 menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi. Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu segelas air di masa lalu dapat membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.


qasanalbana@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar