Rabu, 04 November 2015

MENU SEHAT




MENU SEHAT

                Bayangkan bila anda berjalan di atas papan yang terhampar di atas tanah dan panjangnya 15 meter, tentu tanpa kesulitan anda akan mengatakan ‘itu mah gampang’. Kemudian, bayangkan bila anda berjalan di atas papan sepanjang 15 meter akan tetapi posisi papan tersebut melintang berada diantara dua gedung. Tentu anda masih berpikir ulang untuk mengatakan hal yang sama tadi yaitu ‘itu mah gampang’. Anda akan berfikir ulang bahwa akan takut jatuh lah, takut terkena angin lah, takut ketinggian lah, dan lain sebagainya.
                Sekarang, bayangkan bila anda berdiri di atas papan sepanjang 15 meter dan posisi papan tersebut berada di antara dua gedung bertingkat 30, kemudian, di ujung papan sana ada anak anda yang bermain sedang merangkak dan terancam akan jatuh dari lantai 30 tersebut. apa yang akan anda lakukan? Tentu tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan keselamatan serta nyawa anda sendiri, anda akan berlari tanpa aba-aba di atas papan tersebut demi menyelematkan buah hati anda melalui papan yang melintang di atas dua gedung tersebut supaya dapat menyelamatkan buah hati yang hendak terjatuh dari atas gedung.
                Demi anak, anda akan melakukan segala hal meskipun nyawa taruhannya. Demi anak, anda akan rela melakukan ini dan itu. Kondisi seperti itu memang tidak ada kaitannya dengan judul yang saya tulis di atas, yaitu ‘MENU SEHAT’. Akan tetapi, karena Kurikulum 2013 mengharuskan kita-kita para guru untuk mengaitkan beberapa hal yang bila dipikirkan secara biasa, tidak ada kaitannya, dan tidak mungkin nyambung. Nah, kisah cerita orang tua yang rela berlari di atas papan dari gegung bertingkat 30 tersebut di atas akan coba dikaitkan dengan kondisi orang tua peserta didik kelas 6 SDIT Ahmad Yani khususnya kelas 6.
                Para orang tua saat ini memang khawatir akan  kondisi para anak-anaknya, sehingga demi keperluan serta kebaikan anak-anaknya, mereka rela melakukan apapun, yang penting anak-anaknya senantiasa sehat dan mendapatkan apa yang membuat mereka bahagia, terlebih lagi kondisi jasmani rohani mereka sehat. MENU SEHAT, adalah bentuk kerelaan serta kasih saying para orang uta kepada para siswa. Para orang tua tidak peduli mereka harus mengeluarkan dana berapapun demi tambahan nutrisi para peserta didik di kelas 6.
                Setiap senin dan kamis, para peserta didik SDIT Ahmad Yani di sunnahkan untuk puasa. Kompensasi dari kegiatan puasa tersebut adalah orang tua mereka bergantian untuk memberikan nutrisi tambahan berupa MENU SEHAT di hari Rabu dan Jum’at (6A + 6B).
                Mendapati anak-anaknya yang sedang bermain di ujung gedung, para orang tua tidaklah khawatir terhadap kekuatan fisik anak-anak, karena orang tua yakin, dengan pemberian nutrisi di program MENU SEHAT tersebut, anak-anak akan mampu menjaga diri mereka supaya tidak mudah terjatuh dari atas gedung. Sehingga mereka ketika bersekolah di SDIT Ahmad Yani mereka memiliki jasmani dan rohani yang kuat serta memiliki skill supaya tidak mudah terjatuh dari atas gedung.
                Itulah inti dari cerita papan di atas gedung yang dikaitkan dengan MENU SEHAT, jadi orang tua rela melakukan apapun termasuk menyumbangkan MENU SEHAT demi anak-anaknya yang sedang menimba ilmu di SITAYA SDIT AHMAD YANI yang menuju go… Great…..!. hehehe… (kalaupun cerita ini tidak nyambung, PR Para pembaca sekalian adalah usahakan dapat menyambungnya sendiri J )



               
               
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar